HIDUP ADALAH ANUGERAH




Tak ada manusia yang terlahir sempurna. Jangan kau sesali segala yang telah terjadi. Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat. Seakan hidup ini tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada,Hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan kebasaran dan kuasanya.Bagi hambanya yang sapa dan tak kenal putus asa. Jangan menyerah...
                                                                                                                                                                               (D’masiv)
                                                                                    
            Selama hamba masih hidup di bumi ini. Hidup bertetangga, bersahabat, punya harta, punya anak pasti akan merasakan cobaan dari tuhan semesta. Kehidupan ini bagai roda yang berputar. Kita kadang berada di atas kadang di bawah, semua pasti akan mengalami perputaran ini. Siapapun pasti pernah mengalami kebahagiaan.
            Namun kebahagiaan tidak bisa kita ukur seberapa harta kita yang melimpah, orang menjadi sukses bukan berarti semata-mata kebahagian masa depan tetapi rasa syukur dan menerima kenyataan. Jika harta kita umpamakan kebahagiaan lalu kita sia-siakan, kita hambur hamburkan untuk memenuhi hawa nafsu syetan. Banyaknya harta merupaka kebahagiaan kecil yang datang dari allah dan sekitar. Kita tidak akan mampu kaya di hutan, atau di tengah-tengah laut sendirian  tanpa ada saling tukar menukar, tolong-menolong. Kita harus penuhi rasa syukur kita kepada yang esa, yang telah melimpahkan harta kita karena usaha. Kita ucapkan terima kasih kepada saudara yang telah membantu mensukseskan hamba menjadi kaya. Begitupun juga kepada alam ini, harta yang hamba miliki tumbuh dari bumi dan seisinya.
            Kebahagian pula tidak ada pada orang-orang miskin karena ia tidak mengenyam melimpahnya harata. Hidup susah kadang memang pilihan bagi hamba yang beriman. Baginya harta akan selalu menghalangi kedekatan hatinya kepada allah swt. Rasulullah saw bukan tidak mau kaya, apalagi untuk menyebarkan agama islam masa itu, butuh harta, butuh kekuatan. Justru bagi rasulullah kesuksesan beliau contohkan dengan kesederhanaan, keadilan, dan rasa syukur seadanya.
            Ketika istri yang pertama jatuh cinta kepada beliau karena sifat al-amin. Dalam keadaan apapun, kesempatan apapun, rasulullah tetap melakukan kejujuran. Rasulullah bersama hamba yang kaya dan umatnya yang miskin, baginya miskin dan kaya adalah sama –yang penting berapa mamfaatkah harta yang kita mlik untuk kita gunakan kepada saudara yang sedang membutuhan, dan berapa imankah menerima takdir dengan keadaan miskin.
            Kita tidak sama memang dengan rasulullah, beliau selalu di jaga oleh allah swt, selalu mendapat teguran setiap melangkah pada koridor yang salah. Tetapi kita hamba yang selalu berjuang dengan kesadaran sendiri.
            Tidak ada hamba yang terlahir sempurna, para sahabatpun sering lalai dengan kewajibannya. Sahabat umar bin khattab ra misalkan ketika menjadi raja dengan temuannya sendiri melihat rakyat miskin memasak batu untuk menenangkan buah hatinya.
            Seringkali keluarga berdalih hidup berumah tangga jika tidak punyak buah hati maka kebahagian tidak akan kita alami, sungguh ini bukan pernyataan benar karena kebahagiaan tidak ada pada anak-anak kita, yang menyebabkan suami-istri bertengkar, poligami sampai berujung cerai. Sekali lagi kita tidak pernah bersukur dan menerima kenyataan. Harta datang bersama anak-anak tetapi kebahagiaan tidak selalu bersama mereka.
            Sebagaimana telah di sebutkan bahwa ”harta dan anak-anakmu merupakan malapetaka bagimu”.terbukti, orang kaya gulung tikar sebab ulah anak-anaknya. Orang kaya menjatuhkan dari apartement akibat stress dengan periaku buah hatinya, anak terlalu dimanjakan sehingga suka menghambur-hamburkan harta masa depannya sendiri, ia gunakan membei wanita, ia gunakan pesta barang haram.
            Keuarga miskin ibu atau bapak demi keangsungan hidup rumah tangga mereka rela bekerja segalanya. Demi biaya sekolah anak bahkan serang ibu rela menjual diri, bapak terpaksa sebagai pengedar ganja. Terkadang akibat beban yang keluarga orang tua rela menjual anaknya sendiri,naudzubillah. Semua menjadi cobaan hidup ini.
            Jangan mentang-mentang kita miskin kemudian kita bangga akan menerima adanya dan bisa bersabar dan beriman terus kepada allah swt. Karun adalah orang paling miskin hidupnya dan ia selalu menerima keadaan ini. Tetapi setelah diberi cobaan oleh allah dengan kesenangan hartanya yang melimpah ruah ia menjadi lupa kewajibannya sebagai hamba. Fir’un orang yang tidak pernah miskin hidupnya, keturunan bangsawan tetapi fir’un ingkar kepada allah swt,ia mengaku tuhan, semua makhluk dianggap hina dihadapannya, ia merasa tidak akan merasa pernah mati, tidak pernah mersa sakit menderita dan segala macam yang dialami manusia di dunia ini.
            Pangkat, jabatan semua  cobaan yang harus dijalani benar. Sebagai presiden atau bupati tanggung jawab untuk benar-benar adil, dan jujur. Janga karena kita sudah punyak jabatan kemudian melupakan keluarga disekitar. Menjadi pemimpin cobaanny semakin berat, punyak rakyat dan masa depan negeri ini, jangan kita pelototi apalagi sampai menjual demi kekayaan pribadi.
            ”apabila hamba bersyukur maka akan kutambah pahalamu ”firman allah swt. Menjadi kaya, menjadi miskin, berpangkat jika kita syukuri menjadi kaya kta tidak lupa kewajiban. Menjadi miskin tidak melonta-lonta inkar. Pahala hamba akan bertamba. Sebaliknya, firman allah ”jika ingkar maka termasuk rugi”kita tidak bisa membawa bekal akhirat nanti.
            Penulis sengaja menulis lirik lagu di atas karena nyanyian ini menyegarkan hati hamba, apalagi penuh resapan dan memaknai bait-baitnya. Hidup adalah anugerah. Kita tetap jalani hidup selalu memberikan yang terbaik kepada siapapun, meski kehilangan harta, membanting tulang yang penting tidak menyalahi aturan yang sudah digariskan agama, jika pekerjaan yang kita lakukan selama ini tidak dibenarkan ajran islam maka segera tinggalkan –biar menjadi miskin hidup kita asalkan tidak melanggar agama. Tidak ada yang perlukita sesali yang berlalu biarlah berlalu, biarlah menjadi kesaddaran kita untuk setiapsaat bertobat kepada allah swt, allah pasti mengampuni tobat hamba yang benar-benar bertobat.
            Sesungguhnya lagu yang dinyanyikan sebuah representatif dari kandungan al-qur’an dan al-hadis terutama dijaman ini anak-anak muda tidak sering ke masjid, tidak mendengarkan ceramah-ceramah di pengajian. Banyak lagi nyanyian yang bernuansa agama apalagi membangunkan kesadaran hamba untuk bersyukur dan menerima kenyataan yang diberikan oleh allah swt. Nyanyian tersebut mampu menjalani hidup ini bagi hamba untuk tegar. Wassalam!