HIDUP ADALAH ANUGERAH




Tak ada manusia yang terlahir sempurna. Jangan kau sesali segala yang telah terjadi. Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat. Seakan hidup ini tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada,Hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan kebasaran dan kuasanya.Bagi hambanya yang sapa dan tak kenal putus asa. Jangan menyerah...
                                                                                                                                                                               (D’masiv)
                                                                                    
            Selama hamba masih hidup di bumi ini. Hidup bertetangga, bersahabat, punya harta, punya anak pasti akan merasakan cobaan dari tuhan semesta. Kehidupan ini bagai roda yang berputar. Kita kadang berada di atas kadang di bawah, semua pasti akan mengalami perputaran ini. Siapapun pasti pernah mengalami kebahagiaan.
            Namun kebahagiaan tidak bisa kita ukur seberapa harta kita yang melimpah, orang menjadi sukses bukan berarti semata-mata kebahagian masa depan tetapi rasa syukur dan menerima kenyataan. Jika harta kita umpamakan kebahagiaan lalu kita sia-siakan, kita hambur hamburkan untuk memenuhi hawa nafsu syetan. Banyaknya harta merupaka kebahagiaan kecil yang datang dari allah dan sekitar. Kita tidak akan mampu kaya di hutan, atau di tengah-tengah laut sendirian  tanpa ada saling tukar menukar, tolong-menolong. Kita harus penuhi rasa syukur kita kepada yang esa, yang telah melimpahkan harta kita karena usaha. Kita ucapkan terima kasih kepada saudara yang telah membantu mensukseskan hamba menjadi kaya. Begitupun juga kepada alam ini, harta yang hamba miliki tumbuh dari bumi dan seisinya.
            Kebahagian pula tidak ada pada orang-orang miskin karena ia tidak mengenyam melimpahnya harata. Hidup susah kadang memang pilihan bagi hamba yang beriman. Baginya harta akan selalu menghalangi kedekatan hatinya kepada allah swt. Rasulullah saw bukan tidak mau kaya, apalagi untuk menyebarkan agama islam masa itu, butuh harta, butuh kekuatan. Justru bagi rasulullah kesuksesan beliau contohkan dengan kesederhanaan, keadilan, dan rasa syukur seadanya.
            Ketika istri yang pertama jatuh cinta kepada beliau karena sifat al-amin. Dalam keadaan apapun, kesempatan apapun, rasulullah tetap melakukan kejujuran. Rasulullah bersama hamba yang kaya dan umatnya yang miskin, baginya miskin dan kaya adalah sama –yang penting berapa mamfaatkah harta yang kita mlik untuk kita gunakan kepada saudara yang sedang membutuhan, dan berapa imankah menerima takdir dengan keadaan miskin.
            Kita tidak sama memang dengan rasulullah, beliau selalu di jaga oleh allah swt, selalu mendapat teguran setiap melangkah pada koridor yang salah. Tetapi kita hamba yang selalu berjuang dengan kesadaran sendiri.
            Tidak ada hamba yang terlahir sempurna, para sahabatpun sering lalai dengan kewajibannya. Sahabat umar bin khattab ra misalkan ketika menjadi raja dengan temuannya sendiri melihat rakyat miskin memasak batu untuk menenangkan buah hatinya.
            Seringkali keluarga berdalih hidup berumah tangga jika tidak punyak buah hati maka kebahagian tidak akan kita alami, sungguh ini bukan pernyataan benar karena kebahagiaan tidak ada pada anak-anak kita, yang menyebabkan suami-istri bertengkar, poligami sampai berujung cerai. Sekali lagi kita tidak pernah bersukur dan menerima kenyataan. Harta datang bersama anak-anak tetapi kebahagiaan tidak selalu bersama mereka.
            Sebagaimana telah di sebutkan bahwa ”harta dan anak-anakmu merupakan malapetaka bagimu”.terbukti, orang kaya gulung tikar sebab ulah anak-anaknya. Orang kaya menjatuhkan dari apartement akibat stress dengan periaku buah hatinya, anak terlalu dimanjakan sehingga suka menghambur-hamburkan harta masa depannya sendiri, ia gunakan membei wanita, ia gunakan pesta barang haram.
            Keuarga miskin ibu atau bapak demi keangsungan hidup rumah tangga mereka rela bekerja segalanya. Demi biaya sekolah anak bahkan serang ibu rela menjual diri, bapak terpaksa sebagai pengedar ganja. Terkadang akibat beban yang keluarga orang tua rela menjual anaknya sendiri,naudzubillah. Semua menjadi cobaan hidup ini.
            Jangan mentang-mentang kita miskin kemudian kita bangga akan menerima adanya dan bisa bersabar dan beriman terus kepada allah swt. Karun adalah orang paling miskin hidupnya dan ia selalu menerima keadaan ini. Tetapi setelah diberi cobaan oleh allah dengan kesenangan hartanya yang melimpah ruah ia menjadi lupa kewajibannya sebagai hamba. Fir’un orang yang tidak pernah miskin hidupnya, keturunan bangsawan tetapi fir’un ingkar kepada allah swt,ia mengaku tuhan, semua makhluk dianggap hina dihadapannya, ia merasa tidak akan merasa pernah mati, tidak pernah mersa sakit menderita dan segala macam yang dialami manusia di dunia ini.
            Pangkat, jabatan semua  cobaan yang harus dijalani benar. Sebagai presiden atau bupati tanggung jawab untuk benar-benar adil, dan jujur. Janga karena kita sudah punyak jabatan kemudian melupakan keluarga disekitar. Menjadi pemimpin cobaanny semakin berat, punyak rakyat dan masa depan negeri ini, jangan kita pelototi apalagi sampai menjual demi kekayaan pribadi.
            ”apabila hamba bersyukur maka akan kutambah pahalamu ”firman allah swt. Menjadi kaya, menjadi miskin, berpangkat jika kita syukuri menjadi kaya kta tidak lupa kewajiban. Menjadi miskin tidak melonta-lonta inkar. Pahala hamba akan bertamba. Sebaliknya, firman allah ”jika ingkar maka termasuk rugi”kita tidak bisa membawa bekal akhirat nanti.
            Penulis sengaja menulis lirik lagu di atas karena nyanyian ini menyegarkan hati hamba, apalagi penuh resapan dan memaknai bait-baitnya. Hidup adalah anugerah. Kita tetap jalani hidup selalu memberikan yang terbaik kepada siapapun, meski kehilangan harta, membanting tulang yang penting tidak menyalahi aturan yang sudah digariskan agama, jika pekerjaan yang kita lakukan selama ini tidak dibenarkan ajran islam maka segera tinggalkan –biar menjadi miskin hidup kita asalkan tidak melanggar agama. Tidak ada yang perlukita sesali yang berlalu biarlah berlalu, biarlah menjadi kesaddaran kita untuk setiapsaat bertobat kepada allah swt, allah pasti mengampuni tobat hamba yang benar-benar bertobat.
            Sesungguhnya lagu yang dinyanyikan sebuah representatif dari kandungan al-qur’an dan al-hadis terutama dijaman ini anak-anak muda tidak sering ke masjid, tidak mendengarkan ceramah-ceramah di pengajian. Banyak lagi nyanyian yang bernuansa agama apalagi membangunkan kesadaran hamba untuk bersyukur dan menerima kenyataan yang diberikan oleh allah swt. Nyanyian tersebut mampu menjalani hidup ini bagi hamba untuk tegar. Wassalam!


Politik masyarakat kampus;ambiguitas nalar mahasiswa



paradikma berpikir mahasiswa akhir ini ternyata sudah sangat memprihatinkan.terlihat di beberapa kampus yang ada ternyata sudah mengalami kemererosotan idealisme,idealisme adalah ujung materi.makna mahasiswa sebagai agent perubahan sudah menjadi kabur. idealisme yang dibangun tidak sekuat apa yang mereka wacanakan.disadari dilingkup kecil(kampus)mahasiswa sudah melaksanakan beberapa tingkatan kecil yang sudah diperankan pejabat untuk memenangakan jabatan bupati,gubennur sampai prisedent. lingkup kecil memerankan pemenangan dalam pemilihan ketua BEM(badan eksekutif mahasiswa)proses eksploitasi merosot dan perkembangnya wilayah pengatahuan mahasiswa. syarat KPUM(komisi pemilihan umum mahasiswa) untuk menyulitkan proses pemenangan,harus berangakat dari partai dan didukung oleh beberapa mahasiwa dengan tanda bukti KTM.negosiasi(praktek)orang-orang yang berada di KPUM bagaimana lawan yang akan diusung supaya tidak lolos minimal dukungan suara nanti minim.
            Kemudian,menjelang pemilihan presma para kolega,tim pemenang melakukan langkah jitu,mengatur trategis dan memainkan isu lawan dan kemungkinan besar praktek penyelundupan uang (money politik)akan terjadi untuk meraih suara banyak. banyak permainan politik praktis yang tidak sempurna sudah dilakukan oleh mahasiswa.sampai diakhir kemenanmgan suara presma ada ditangan KPUM.
            Tidak amat jauh beda dengan pemerintahan yang terjadi, pasca kemenangan presma mereka yang dimasukkan kedalam stuktur kepengurusan hanya orang-orang tertentu, tidak mungkin lawan. karena jalan ini langkah jangka panjang selama satu tahun menjabat presma. proyek(istilah yang berkembang di kampus akhir ini)dari lembaga kempus pasti akan ditangani pihak BEM.kedua,proses lancarnya musyawarah untuk menggolkan proposal, atau suatu AD/ART memihak misalkan ketiga,banyaknya raker kemungkinan dana dari lembaga juga akan gampang dimanipulasi.keempat, selama periode satu tahun lamanya maka peluang utuk mengunakan kekuasaan ini menjerat birokrasi dengan intrik-intrik;kekuasaan massa, mendulang agar pihak lembaga(birokrasi)takut.
Awal Kekuatan presma ini juga sudah berangkat dari massa yang menduduki unit kecil dibawah BEM(UKM) atau sepadan (independent) seperti LPM. para aktifis(yang aktif di intra maupun ekstra) ini lebih mudah dibanding mereka mahasiswa akademik(mahasiswa keluyuran)mengkondisikan masyarakat kampus. Oleh karena itu,menjadi sangat mudah memainkan peran keluarga(kubu) dikampus. Bahkan tidak jarang KKN sampai sistem monarki akan terjadi dengan cara berlanjut, kekuasaan kubu turun-temurun. pengurus pejabat lama yang divisioner sejatinya tidak tumbang tetapi masih eksis bermain dibelakang layar.kondisi ini masih terlihat dilapangan apabila terjadi pemahaman yang setuju dan tidak setuju(pro dan kontra) yang dilakukan oleh badan ukm,bem dan mahsiswa menuntut kebijakan birokrasi artinya hanya sebagian dari mahasiswa yang memerankan tetapi untuk kepentingan badan mereka sendiri yang nantinya akan lebih lebih ditakuti oleh lembaga, terbukti tak jarang pihak ditakut-takuti supaya di kasih uang dan segala macam
Gambaran fenomena ini sebuah politik yang dilakonkan mahasisiwa dilembaga kampus, tidak hanya terjadi dilingkup pemerintahan. manifestasi yang dilakonkan pemerintahan yang hanya haus  kekuasaan sudah di contohkan oleh generasi, konspirasi politik para penguasa ini sudah sejak dini ditanam atau bahkan sudah punyak bibit kecil yang siap melanjutkan tendangannya.memang benar president suharto meninggal tetapi ia sudah punyak ribuan bibit yang siap tumbuh besar. Karena pelajaran presiden suharto itu menyenangkan bagi siapa saja terutama bagi dirinya,siapa yangtidak mau berkuasa selama 32 tahun,siapa saja orang harus ikut perintahnya, siapa yang tidak mau otoriter(harus di akui). ketika kita sudah menguasai kekuatan tertinggi(eksekutif,legislatif,yudikatif)artinya kita sudah menang. Sekarang politik ini masih digandrungi beberapa orang termasuk kalangan mahasiwa. Kemungkinan wacana yang terjadi pada tahun reformasi yang dibangun oleh mahasiswa untuk menumbangkan orde baru tidak benar. bisa saja karena masa itu masyarakat,mahasiswa dan kalangan sudah bosan hidup dalam lembaga pendidikan punyak suharto,mereka ingin mengaplikasikan. idealisme mahasiswa zaman dahulu yang mampu menumbangkan sukarno dan suharto masih menjadi tanda tanya besar sesungguhnya karena mahasiswa yang berani bergaung-gaung ternyata duduk juga di legislatif,eksekutif,yudikatif dan idealisme yang dibangun tetap seperti orde baru banyak yang masuk hotel prideo begitupun yang terlihat didaerah kampus.
Maka tidak mungkin mampu dikatakan sebagai agent perubahan dan kontrol masyarakat, justru paradigma yang dibangun dan diaplikasikan hanya membodohi masyarakat. Jadi menunggu perubahan itu tidak harus menunggu mahasiswa.
Kalau mahasiswa sudah pengalaman,aktif dan sudah pernah menjadi motor dikampus(pengkondisian,memanipulasi)insyaallah ini  sudah bisa dijadikan rekam jejak selanjutnya sebagai bahan pertimbangan dimasyarakat luas. Tugas Mahasiswa itu ada dua pertama,agent perubahan positif kedua,kontrol positif. kalau rekam jejaknya negatif pasti dia sudah bukan tujuan untuk merubah bahkan memanipulasi. Cara berpikir mereka akan berujung kemauan pribadi.

Akar rumput mahasiswa
Kampus adalah wilayah luas yang ditumbuhi beberapa tipe mahasisiwa. Mahasiswa akademik seringkali dikaitkan dengan mahasiswa duduk,mendengarkan,pulang.ya memang benar mereka lebih memilih dunia akademik, mereka menghitung berapa banyak absen di dosen ini,dapat nilai berapa nanti. Mahasiswa ini susahnya pada soal tugas makalah saja. Mereka lebih memmilih diam dan keluhannya dijadikan curhatan antar teman,atau dosen yang sama-sama mengais rejeki dikampus yang tidak punyak peran. Apabila melihat ketimpangan birokrasi ia tidak mau peduli mereka lebih asyik disimpan saja dan dijadikan memory berkepanjangan.
Mahasiswa inilah yang menjadi titik pangkal perhatian badan (bem,lpm,ukm). Mereka adalah masyarakat kecil yang sering dirugikan. Mereka yang sering butuh pertolongan. Adanya badan tersebut adalah sekumpulan aspirasi,harapan,tindak lanjut sebagai wakil (eksekutif)mahasiswa yang akan menyampaikan, melaksanakan tindakan lanjutan dari respon lembaga.
Dalam beberapa perkembangan terkhir ini kesadaran dari akar rumput mulai bangkit juga terutama memahami posisi,kedudukan dan kesadaran peran badan yang ada itu. dimana mereka mulai mempertanyakan hasil,kegiatan dari tiap aspirasi badan eksekutif ini, sampai pada persoalan kecewapun tetapi mereka tetap tidak kuasa, mereka tetap pada komitmennya memilih diam. ibaratkan pemerintah indonesia masyarakat tetaplah mayarakat yang tidak punyak kekuasaan sama sekali.
Akar rumput ini bukan tidak pandai kemungkinan sudah merasa bosan sehingga sekarang banyak mahasisiwa lebih memilih menjadi mahasiswa akademik(tulen). kekecewan atau posisi yang mereka pahami bahwa posisi badan eksekutif itu bukan aspirasi,bukan haraapan,dan bukan kepanjangan tangan lembaga tetapi ajang pertempuran merebut kekuasaan, Tidak mungkin orang merebut sesuatu jika itu tidak berarti baginya.
Oleh sebab itu,kita jangan memahami akar rumput ini secara parsial. Karena kesenagan mereka hanya dugem,keluyuran dan segala macam tetapi mari kita koreksi secara bersama apa artinya kita hidup sebagai kepanjangan tangan tetapi tidak pernah sampai-sampai tangannya ke akar rumput ini, atau manipulasi yang dilakonkan aktifis adalah amanah yang sudah ingkari, jika itu yang terjadi kalau untuk memilih jujur(secara hati nurani) maka lebih baik jadi akar rumput saja ketimbang menjadi kalangan aktifis(aktif diintra dan ekstra)kampus malah akan menumpuk dosa atas amanat yang diberikan allah swt.
Jadi paradikma mahasiswa aktifis sudah banyak dibumbui pengalaman-pengalaman yang salah. Badan unit dikampus itu representatis kecil untuk para mahasiswa menuju wilayah pemerintahan yang lebih luas. Jika selama disini tidak mengakar pada akar rumput(tidak memanipulasi,korupsi dll)maka insyallah ada penopang kuat sebuah pengalaman untuk menahan ketika ada peluang-peluang selanjutnya.


Samsul arifin;pengamat kampus,asal kangean 





















PUTERA KIAI DAN PUTERA MASYARAKAT(SANTRI)

            Menyandang kiai memang tidak mudah, tidak ada jurusanya, tidak harus sekolah jauh-jauh ke mesir. Posisi kiai ada dua pertama, kiai yang diakui masyarakat, yakni beliau yang mampu memberikan Barokah, menyembuhkan penyakit masyarakat. Kiai ini harus siap setiap saat didatangani masyarakat untuk konsultasi atas permasalahan yang masyarakat hadapi. Ketika masyarakat percaya maka belaanpun dari masayrakat sendiri sampai nyawapun meski tidak ada pasarannya rela dikorbankan, sekian dari bukti ini kasus tanjung periok. Kedua, kiai yang hanya diakui tetapi masyarakat lebih banyak menilai baliau seorang ustad, beliau menjadi pamor di kehidupan sosial, pendidikan, membangun madrasah, mengadakan pengajian dilanggar, sekaligus  punyak pesantren kecil. Dari saking sakralnya segalanya disekitar akan disakralkan pula;kambing, tanaman, peci, keramat terutama keturunan(Putra).
            Berbicara putra kiai, masyarakat menilai sama dengan aba-nya. Dominasi yang masyarakat lihat pada posisi siapa keturunan dia? Jadi perilaku nyeleneh seorang putra kiai ditafsirkan sebuah kekeliruan yang biasa saja.karena perilaku yang keliru itu faktor awal seorang putra menyandang kiai atau seorang wali, para santri di pesantren punyak keyakinan bersikap menerima,nunut perintah seorang  putra adalah kebaikan mulya mendapatkan barokah kiai meskipun dilain waktu perintah itu ternyata tidak di indahkan oleh beliau, santri dan masyarakat yakni samikna waatakna.
            Lalu ada sebuah pertanyaan dari seorang santri yang”membangkang”masa’ kita harus hormat kepada orang yang selalu salah(membangkang)padahal dalam al-qur’an dan hadis cukup jelas keterangannya?.
            Memang banyak alasan masyarakat menghormati kiai. Perlu juga kiranya menyarakat memilah kondisi terdahulu dan zaman sekarang. Zaman daahulu memang banyak kesakralan yang ada dalam dugaan masyarakat sebab melihat kiai duduk sama-sama dengan masyarakat, tetapi jaman sekarang ketika banyak kiai yang duduk dalam dua posisi yang akhir ini dibilang oleh semua publik politik peraktis dan pesantren. Karena kecemaran orang-orang duduk dipolitik praktis termasuk kiai selalu Makan Harta Palsu(Maharpal)entah itu kurupsi,kolusi, atau nepotisme.
            Kadua, pesantren. Tidak semua pesantren yang dibangun kiai adalah niatan bagus. tetapi ternyata pesantren dan beberapa lembaga yang ada di pesantrennya adalah Naungan untuk intrik-intrik belakangan, maksudnya kalau penulis boleh katakan agen bisnis. Masyarakat tidak bisa melihat dari luar saja tetapi perlu memahami dari dalam itu sendiri kalau perlu melebur jadi santri atau orang yang berperan dalam lembaga yang dibangun pesantren tersebut. Apalagi para kiai punyak jabatan di lembaga pemerintah baik legislatif, eksekutif, Dan lainnya sangat rawan kalau tidak bisa dibilang hantu, selalu kebocoran proyek yang di tanganinya.
            Yang ketiga, para kiai boleh menerima pemberian masyarakat berupa salaman uang untuk mendapatkan Barokahnya. Kemungkinan ada juga terima kasih ini yang di herapkan oleh kiai. Kemudian ada juga bentuk salaman yang datang dari para pembisnis(kalau di sumenep semacam pembisnis tembakau dan lainya)tanpa melihat, memahami unsur yang terjadi ternyata untuk mendalang dukungan para kiai karena kejadian yang baru terjadi atau akan terjadi nanti pengusutan oleh demostrasi. Para kiai adalah presiden non pemerintah yang akan menggerakkan massa dari kalangan santri dan masyarakat bawah.
            Ketika kiai semacam ini berarti sudah bisa kita anggap kotor. Naudzubillah begitu juga pada putranya.maka masyarakat jangan terlalu memandang keturunan siapapun kalau itu yang dilakulakan oleh putra kiai seharusnya di perbaiki sesuai perintah agama. Suatu contoh kecil di lingkup santri memakai celana pendek dilarang, santri itu bersarung, memakai peci dan bertakwa misalkan. Dan ini menjadi keharusan. Masalahnya yang sering menggelitik hati santri, putra pesantren sering menyimpang  dari koridor apa yang dilaksanankan santri.
            Putra kiai adalah manusia dan santri juga manusia jadi tidak ada yang beda. salah satu dosen saya bilang”kalau ada putra kiai yang helap  kita jangan menganggap perbuatan wali karena kini banyak seorang putra yang tidak tahu agama, tidak pandai baca kitab”jadi mana mungkin beliau termasuk itu. Apalagi lap-mahelap.
            Sekarang banyak putra kiai itu suka bergaul dengan pemuda, geng jalanan, menjadi ketua kelompok salah satu geng di hari minggu, ikut tawuran. Seakan-akan perilaku ini dianggap biasa bahkan diyakini sebatas kewajaran ketika mereka masih muda .Kemungkinan mereka sengaja menggunakan kesempatan untuk berbuat tidak benar, menyuruh orang, menakut-nakuti. biasanya ketika salah satu geng di pimpin oleh putra kiai geng ini akan di takuti, di kagumi. Entah hanya karena ia seorang putra kiai atau memang pandai. Yang jelas perilaku ini salah. Mohon maaf kalau salah seorang putra kiai sering nongkrong di kafe-kafe masyarakat masih menganggap wajar berarti ada kontruksi budaya yang di bangun selama bertahun-tahun.
            Justru apabila ada masyarakat yang taat agama, pandai dan hidup mengayomi masyarakat jangan ini dipandang sepele karena bukan keturunan kiai. Menurut penulis sebagai masyarakat apalagi orang tersebut hidup di tengah-tengah perkapungan kita selalu memberikan nasehatnya ia tidak suka menyimpang, memberikan solusi.
Di masyarakat ini sebetulnya banyak putra masyarakat(santri)yang alim, pandai agama, taat beribadah. Tetapi oleh pemuda atau masyarakat sendiri tidak lebih karena ia bukan keturunan kiai.
            Untuk itu, memandang seseorang jangan hanya karena keturunan.



Samsul arifin;aktif di IKSADA(Ikatan Santri dan  Alumni Darussalam)saobi kangean.

samsul

saobi

Politik masyarakat kampus;ambiguitas nalar mahasiswa

Paradikma berpikir mahasiswa akhir ini ternyata sudah sangat memprihatinkan.terlihat di beberapa kampus yang ada ternyata sudah mengalami kemererosotan idealisme,idealisme adalah ujung materi.makna mahasiswa sebagai agent perubahan sudah menjadi kabur. idealisme yang dibangun tidak sekuat apa yang mereka wacanakan.disadari dilingkup kecil(kampus)mahasiswa sudah melaksanakan beberapa tingkatan kecil yang sudah diperankan pejabat untuk memenangakan jabatan bupati,gubennur sampai prisedent. lingkup kecil memerankan pemenangan dalam pemilihan ketua BEM(badan eksekutif mahasiswa)proses eksploitasi merosot dan perkembangnya wilayah pengatahuan mahasiswa. syarat KPUM(komisi pemilihan umum mahasiswa) untuk menyulitkan proses pemenangan,harus berangakat dari partai dan didukung oleh beberapa mahasiwa dengan tanda bukti KTM.negosiasi(praktek)orang-orang yang berada di KPUM bagaimana lawan yang akan diusung supaya tidak lolos minimal dukungan suara nanti minim.
            Kemudian,menjelang pemilihan presma para kolega,tim pemenang melakukan langkah jitu,mengatur trategis dan memainkan isu lawan dan kemungkinan besar praktek penyelundupan uang (money politik)akan terjadi untuk meraih suara banyak. banyak permainan politik praktis yang tidak sempurna sudah dilakukan oleh mahasiswa.sampai diakhir kemenanmgan suara presma ada ditangan KPUM.
            Tidak amat jauh beda dengan pemerintahan yang terjadi, pasca kemenangan presma mereka yang dimasukkan kedalam stuktur kepengurusan hanya orang-orang tertentu, tidak mungkin lawan. karena jalan ini langkah jangka panjang selama satu tahun menjabat presma. proyek(istilah yang berkembang di kampus akhir ini)dari lembaga kempus pasti akan ditangani pihak BEM.kedua,proses lancarnya musyawarah untuk menggolkan proposal, atau suatu AD/ART memihak misalkan ketiga,banyaknya raker kemungkinan dana dari lembaga juga akan gampang dimanipulasi.keempat, selama periode satu tahun lamanya maka peluang utuk mengunakan kekuasaan ini menjerat birokrasi dengan intrik-intrik;kekuasaan massa, mendulang agar pihak lembaga(birokrasi)takut.
Awal Kekuatan presma ini juga sudah berangkat dari massa yang menduduki unit kecil dibawah BEM(UKM) atau sepadan (independent) seperti LPM. para aktifis(yang aktif di intra maupun ekstra) ini lebih mudah dibanding mereka mahasiswa akademik(mahasiswa keluyuran)mengkondisikan masyarakat kampus. Oleh karena itu,menjadi sangat mudah memainkan peran keluarga(kubu) dikampus. Bahkan tidak jarang KKN sampai sistem monarki akan terjadi dengan cara berlanjut, kekuasaan kubu turun-temurun. pengurus pejabat lama yang divisioner sejatinya tidak tumbang tetapi masih eksis bermain dibelakang layar.kondisi ini masih terlihat dilapangan apabila terjadi pemahaman yang setuju dan tidak setuju(pro dan kontra) yang dilakukan oleh badan ukm,bem dan mahsiswa menuntut kebijakan birokrasi artinya hanya sebagian dari mahasiswa yang memerankan tetapi untuk kepentingan badan mereka sendiri yang nantinya akan lebih lebih ditakuti oleh lembaga, terbukti tak jarang pihak ditakut-takuti supaya di kasih uang dan segala macam
Gambaran fenomena ini sebuah politik yang dilakonkan mahasisiwa dilembaga kampus, tidak hanya terjadi dilingkup pemerintahan. manifestasi yang dilakonkan pemerintahan yang hanya haus  kekuasaan sudah di contohkan oleh generasi, konspirasi politik para penguasa ini sudah sejak dini ditanam atau bahkan sudah punyak bibit kecil yang siap melanjutkan tendangannya.memang benar president suharto meninggal tetapi ia sudah punyak ribuan bibit yang siap tumbuh besar. Karena pelajaran presiden suharto itu menyenangkan bagi siapa saja terutama bagi dirinya,siapa yangtidak mau berkuasa selama 32 tahun,siapa saja orang harus ikut perintahnya, siapa yang tidak mau otoriter(harus di akui). ketika kita sudah menguasai kekuatan tertinggi(eksekutif,legislatif,yudikatif)artinya kita sudah menang. Sekarang politik ini masih digandrungi beberapa orang termasuk kalangan mahasiwa. Kemungkinan wacana yang terjadi pada tahun reformasi yang dibangun oleh mahasiswa untuk menumbangkan orde baru tidak benar. bisa saja karena masa itu masyarakat,mahasiswa dan kalangan sudah bosan hidup dalam lembaga pendidikan punyak suharto,mereka ingin mengaplikasikan. idealisme mahasiswa zaman dahulu yang mampu menumbangkan sukarno dan suharto masih menjadi tanda tanya besar sesungguhnya karena mahasiswa yang berani bergaung-gaung ternyata duduk juga di legislatif,eksekutif,yudikatif dan idealisme yang dibangun tetap seperti orde baru banyak yang masuk hotel prideo begitupun yang terlihat didaerah kampus.
Maka tidak mungkin mampu dikatakan sebagai agent perubahan dan kontrol masyarakat, justru paradigma yang dibangun dan diaplikasikan hanya membodohi masyarakat. Jadi menunggu perubahan itu tidak harus menunggu mahasiswa.
Kalau mahasiswa sudah pengalaman,aktif dan sudah pernah menjadi motor dikampus(pengkondisian,memanipulasi)insyaallah ini  sudah bisa dijadikan rekam jejak selanjutnya sebagai bahan pertimbangan dimasyarakat luas. Tugas Mahasiswa itu ada dua pertama,agent perubahan positif kedua,kontrol positif. kalau rekam jejaknya negatif pasti dia sudah bukan tujuan untuk merubah bahkan memanipulasi. Cara berpikir mereka akan berujung kemauan pribadi.

Akar rumput mahasiswa
Kampus adalah wilayah luas yang ditumbuhi beberapa tipe mahasisiwa. Mahasiswa akademik seringkali dikaitkan dengan mahasiswa duduk,mendengarkan,pulang.ya memang benar mereka lebih memilih dunia akademik, mereka menghitung berapa banyak absen di dosen ini,dapat nilai berapa nanti. Mahasiswa ini susahnya pada soal tugas makalah saja. Mereka lebih memmilih diam dan keluhannya dijadikan curhatan antar teman,atau dosen yang sama-sama mengais rejeki dikampus yang tidak punyak peran. Apabila melihat ketimpangan birokrasi ia tidak mau peduli mereka lebih asyik disimpan saja dan dijadikan memory berkepanjangan.
Mahasiswa inilah yang menjadi titik pangkal perhatian badan (bem,lpm,ukm). Mereka adalah masyarakat kecil yang sering dirugikan. Mereka yang sering butuh pertolongan. Adanya badan tersebut adalah sekumpulan aspirasi,harapan,tindak lanjut sebagai wakil (eksekutif)mahasiswa yang akan menyampaikan, melaksanakan tindakan lanjutan dari respon lembaga.
Dalam beberapa perkembangan terkhir ini kesadaran dari akar rumput mulai bangkit juga terutama memahami posisi,kedudukan dan kesadaran peran badan yang ada itu. dimana mereka mulai mempertanyakan hasil,kegiatan dari tiap aspirasi badan eksekutif ini, sampai pada persoalan kecewapun tetapi mereka tetap tidak kuasa, mereka tetap pada komitmennya memilih diam. ibaratkan pemerintah indonesia masyarakat tetaplah mayarakat yang tidak punyak kekuasaan sama sekali.
Akar rumput ini bukan tidak pandai kemungkinan sudah merasa bosan sehingga sekarang banyak mahasisiwa lebih memilih menjadi mahasiswa akademik(tulen). kekecewan atau posisi yang mereka pahami bahwa posisi badan eksekutif itu bukan aspirasi,bukan haraapan,dan bukan kepanjangan tangan lembaga tetapi ajang pertempuran merebut kekuasaan, Tidak mungkin orang merebut sesuatu jika itu tidak berarti baginya.
Oleh sebab itu,kita jangan memahami akar rumput ini secara parsial. Karena kesenagan mereka hanya dugem,keluyuran dan segala macam tetapi mari kita koreksi secara bersama apa artinya kita hidup sebagai kepanjangan tangan tetapi tidak pernah sampai-sampai tangannya ke akar rumput ini, atau manipulasi yang dilakonkan aktifis adalah amanah yang sudah ingkari, jika itu yang terjadi kalau untuk memilih jujur(secara hati nurani) maka lebih baik jadi akar rumput saja ketimbang menjadi kalangan aktifis(aktif diintra dan ekstra)kampus malah akan menumpuk dosa atas amanat yang diberikan allah swt.
Jadi paradikma mahasiswa aktifis sudah banyak dibumbui pengalaman-pengalaman yang salah. Badan unit dikampus itu representatis kecil untuk para mahasiswa menuju wilayah pemerintahan yang lebih luas. Jika selama disini tidak mengakar pada akar rumput(tidak memanipulasi,korupsi dll)maka insyallah ada penopang kuat sebuah pengalaman untuk menahan ketika ada peluang-peluang selanjutnya.


Samsul arifin;mahasiswa asal kangean saobi