Mainan Natural
Mengajarkan anak-anak kreatif,sosial dan kepede-an

Malam 17 januari 2010 saya nongkrong bersama teman-teman disebuah tempat yang biasa.pas waktu itu obrolan teman-teman.  Mengingatkan nostalgia masa kecil. Antar teman-teman saling curhat dan kebetulan teman-teman berlainan daerah. Tukar persepsi dan makna-makna yang lain. Obrolan mengingatkan mainan-mainan masa kecil yang sangat alami.
Misalkan banyak mainan masa kecil .dalam  istilahnya maduranya seperti,peddilan(benda senjata mainan yang terbuat dari bambu;baktemba’an istilah kangean),tormotoran,dibal,leker,paljarum,teppalan,seltok,jenglajengan,makido(istilah angean)dll.mainan musim(mainan yang berganti sesuai waktu)tersebut memang mainan yang terbuat dari bahan alami bukan alat benda mainan seperti mainan sekarang yang serba modern
Nah,mengingat mainan tostalgia itu(mainan yang sudah disebutkan tadi)tidak hanya mainan yang cuman sekedar musiman,kosongan atau mainan yang tak bermakna apa-apa. Artinya kegiatan semacam itu bagi lingkup anak kecil sangat berbahaya sekali,dan memang saya piikir bukan sekedar untuk anak kecil saja tetapi kalangan dewasapun perlu mentala’ah makna yang terkandung dari kegiatan mainan natural ini. Mainan natural ba nnyak diperagakan di desa-desa.
Ada banyak hal terkandung dalam makna mainan tersebut antara lain misalkan;

1.Kreatif.
            Jadi waktu umur setingkat TK dan SD anak-anak belajar kreatif,bagaimana proses pembuatan hingga jadi mainan(baca,mainan)yang terkadang untuk mencapai hasil yang maksimal perlu pemikiran lama dan kerja keras yang ekstra.mulai dari cara mengecilkan bamboo buat penyedornya.cara mengukur bamboo dan penyodornya karena jika tidak sama panjang ukurannya antara bamboo dan penyodornya bisanya tidak akan menghasilkan bunyi yang nyaring,dan bambu akan mudh pecah. Disamping  ingin bunyi nyaring kemudian terasa sakit tatkala kena’ kebadan orang.
            Lain dengan geseng, butuh kerja ekstra. Cara pembuatan yang jelimet. jika tidak sabar haslpun tak maksimal.ditambah nanti ketika pertarungan antar teman-teman lawan.
            Sejak dini,anak-anak dasar sebetulnya mampu mengekspresikan kreatifitas melalui cara mainal natural .padahal alat yang digunakan  mengukir,menggasa’yang bagus dengan alat sederhana(pisau,parang,kaca dll)bukan alat canggih modern penuh kecanggihan mutahkhir ini.bagi masyarakat Indonesia bersifat instant.

2.Memupuk Keakraban Sosial.
            Disadari atau tidak,mainan anak-anak ini bukan bersifat parsial tatapi bersama-sama dan berkelompok.paling tidak anak-anak antar desa.bahkan ada nilai nilai tawar-menawar dan segala macam.
            Keakraban ini terjalin antara anak satu dengan anak yang lain untuk saling terus bersama bekerja,mencari,berpikir,dan membantu.
            Wal;aupun sebatas mainan tetapi hal kecil ini akan terus mengkomoniasikan keakraban emosional antar manusia satu sama lain.karena keakraban sosial(emosional)dari anak keanak yang lain.
            Sepanjang liburan minggu,anak-anak saling memupuk emosiaonal secara bersama ditempat mainan.
            Meskipun ada kelemahan dari mainan natural initapi saya kira sebatas wajar saja,krena mainan ini bagian keharusan laki-laki dan tidak harus bagi anak perempuan.bukan berarti mengeksplorasikan kemampuan mana yang paling kuat atau mana yang paling berhak untuk mainan,apalagi tendensi gender,emansipasi wanita.tetapi sekali lagi memang ada bagian mainan semisal bejeng,karet,gendher,golor(bahasa kangean)yang memang harus untuk kaum perempuan dan laki-laki .kemudian mainan lain tidak membolehkan kaum perempuan,tidak!.mngkin karena ada kesadaran nyata dari masyarakat (anak kecil,dewasa).kaum perempuan istirahat ketika pergantian musim mainan;yang saya maksud kesadaran nyata tadi.
            Terlepas dari maksud semuanya,anak kecil berani mengamil resiko ketika dalam arena permainan terjadi,ia mampu mencari solusi dan jalan terbaik bagi sebuah permainan yang akan membanggakan pribadi,maupun kelompoknya;bagaimana cara mencari strategi yang benar sehingga menghasilakan ia,kelompok atau lainnya.


3.Kebanggaan Tersendiri;untuk pribadi,kelompok.
            Siapapun yang akan memndapatkan keuntungan pasti bangga minimal diri pribadi,karena semua keuntungan ini hasil dari kreatifitas,jerih payah,antar lawan apalagi semasa anak kecil dulu.
            Yang selalu ingin dipuji,manaja dan dan seteruysnya.mainan musim ini akan berbuah kebanggaan b esar.anak akan percaya diri untuk melakukan yang terbaik demi sebuah nama,club,group dan musim.sudah biasa dalam permainan sepakbola ada orang yang pintar,terbaik,terfavorit seperti bechkam,ronaldo,lampard,Ronal Dinho dan pemain yang tenar.begitupuun yang terjadi dalam permainan natural ini.
            Mainan natural anak-anak sebenarnya perlu dilestarikan dan layak mendapat apresiasi dari kalangan orang tua,pemerhati.sayangnya,dikota bahkan dipedesaan sudah tidak mengidealkan karya kreatifitas itu,yang sifatnya turun temurun menyalurkan ke kretifannya pada anak kecil itu sendiri.
            Sekarang dapat kita rasakan bersama.mainan natural menjadi mainan instant,mainan sudah dapat kita beli ditok-toko,pasar,dan dimanapun;mainan p[istol-pistolan,mobil-mobilan,tinggal kita pergi bawa uang banyak kepasar,kalau mahal pasti kualitas mainan juga berharga.lalu apa gejala yang akan terjadi kepada anak-anak kita?
Pertama,anak akan mudah berpikir instant juga. Mainan yang ada ditoko-toko made in china,made in jepang,dan made in Indonesia,itupun bukan hasil kualitas putra-putra Indonesia,ataupun pabrik mainan made in donesia.
            Saya tidak tahu hasil mainan modern itu menumbuhkan kreatifitas anak-anak kita juga.tatapi sebatas asumsi saya mainan instant jauh panggang dari api,karena serba instant,serba langsung jadi.
Kedua,anak akan dipelajari hedones dan komsumtif .kebiasaan anak kecil sekarang daya kemauan sangat besar katika melihat hal-hal baru.maka tanpa disadari proses kebiasaan anak sekarang ini memunculkan sifat komsumtif.yang ada dalam pikiran anak selalu menginginkan yang serba jadi,tidak ada kata saya menginginkan mainan tetapi dengan cara proses pencapaian yang sama(paling tidak)menyamai kesenangan anak tersebut.
            Bahasa konservatif dan modern sudah sangat bergenngsi bagi anak-anak kecil dewasa ini.mainan kuno tidak harus dirubah seperti mainan modern.iya kalau misalkan mainan tersebut mampu dilakukan anak-anak kita.tetapi masalahnya mainan yang ada bukan menuju pada proses perbaikan terhadap kemampuan kualitas anak-anak.masalahnya mainan sudah jadi serba jadi(instan)sekarang.jadi tidak mampu memancing kemauan,kemampuan anak untuk tahu proses kejadian mainan yang ada.dan mainan modern yang ketiga,menghilangkan kebersamaan,rasa kelompok antar anak-anak yang lain.
            Untuk melestarikan mainan natural dipedesaan tersebu,bagaimana orang tua,kalangan dewasa,tidak sekedar melihat kebahagian hanya untuk mas anak-anak kecil saja.mari kita ajarkan kebuadayaan sosial melalui mainan yang perlu dikembangkan mengingat rasa kebersmaan tidak hanya diperoleh dalam sekolah,tapi kita ajarkan pendidikan yang terdapat dalam mainan natural ini.
            Apalagi dipedesaan yang belum terjamah kualitas modern mainan ini perlu di kembangkan terus uantuk anak-anak kecil di desa,agar mereka selalu kreatif,percaya diri.saya kira tidak ada bedanya mainan kuno dengan mainan modern bahkan kalau ingin juju,mainan yang serba instant tidak akan mendidik ank-anak kita.
            Setiap saya pulang kampong,saya selalu menanyakan mainan natural itu kepada adik-adik yang dikampung.sekarang sudah musim mainan apa dik?.

 Kangean,2010
           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sadeje