MEMILIKI WUJUD NYATA
(HARLAH PMII KE- 50)

Meskipum PMII merdeka, tidak berada di naungan badan. Tetapi tidak bisa di lepaskan dari nilai-nilai keaswajaan NU. Menjadi otonomi independen adalah suatu pilihan bagi warga PMII melakukan langkah perubaha. PMII menjadi terpanggil menghimpun kekuatan secara bersama-sama, di organsasi-ormas maupun yang akan mengawal kemerdekaan pembangunan bangsa dan negara tercinta ini, satu posisi PMII menciptakan kader militansi murni dan roh patriotisme dari nilai-nilai ke indonesiaan.
Sejarah kemerdekaan republik indonesia di proleh dengan darah sendiri, bukan intervensi, atau perwakilan kelompok membeli seperti di beberpa negara. Indonesia adalah darah perjuangan. Oleh karena itu, memperoleh kemerdekaan tidak semudah apa yang kita dendang di hari agustusan setiap tahun. Pahawan kemedekaan mempertaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawapun rela demi kemerdekaan bangsa ini. Sekai merdeka tetap merdeka !
Kemerdekaan ini tidak terlepas dari pemuda-pemuda yang militansi, berideologi murni tanpa intervensi pihak penjajah, organisasi yang dibangun pemuda(budi oetomo)mampu membangun patriot.
Sementara kekhawatiran bangsa terjadi lagi diera pemerintahan suharto, bagaimana kekhawatiran ini sangat menakutkan bangsa;masaah kebebasan yang di kurung ke otoriteran satu pihak negara semakin binasa, negara menjadi milik suharto. Dia yang menstting negara dan bangsa ini sesuai nafsunya, tidk terlepas akar tengah yang selama ini ikut kuat di kampus-kampus dibungkam, kebebasan segera di persempit agar tidak merembet kekuasaan suharto semua menjadi bosan dan marah. Akhirnya terbakar besar-besaran rakyat indonesia.
Pasca penggulingan suharto bukan menjadi awal kemurnian pemerintah indonesia. Mulailah para aktivis gerakan ikut tenggelam dalam dunia politik praktis. Mereka mencium bau uang dan tak bisa lari dari keuntungan tersebut, rusaknya idealisme para aktivis mengalir keberbagai lini termasuk badan organisasi beserta kader-kader PMII
Sejatinya PMII dibangun bukan mengajarkan bukan mengajak mahasiswa bermain politik praktis. PMII adalah pemgkaderan pemuda(mahasiswa), membangun khazanah keilmuan serta memperkokoh komitmen generasi bangsa ini. Setiap manusia pasti punyak perasaan alamiah ketika melihat penindasan yang terjadi di sekitar kita, masyaraat sudah di bodohi.melihat orang tua, teman tersiksa. Jiwa kita terpanggil untuk memperbaiki keadaan. Katika melihat kemiskinan struktural yang sengaja di bangun oleh aparat, pejabat untuk mensejahterhkan rakyat adil dan makmur(UUD ’45) justru mencekal rakyat(red, tajuk info sumenep) maka orang yang diyakini mengetahui hukum tata negara, khazanah keilmuan adalah mahasiswa mahasiswa mengawal , meakukan advokasi terhadap pencekalan-pencekalan ini. Nama pergerakan yang tercantum dalam PMII(pergerakan mahasiswa islam indonesia)tidak akan luntur sebagai orang pintar, agent of change di tingkat internal(kader, anggota ,pengurus)maupun eksternal(kampus, masyarakat, pemeritah)sampai nyawapun berani di pertaruhkan
Jadi apa yang dilakukan warga PMII;advokasi tembakau, penegakan hukun di Institusi Kepolisian, Pengsutan P2SEM khususnya di kabupaten sumenep merupakan nilai PMII sebagai agen of change of sosial control. Dan pemerintahan yang baik dan bersih(good goverment and clean goverment). Nilai-nilai ini sering di tanamkan oleh pehlawan PMII Mahbud Djunaidi, Zamroni dll.

Problem PMII
            Berubahnya waktu, ternyata di ikuti oleh OKP termasuk warga PMII, tingkat anggota, pengurus dan kader-kader mulai mengeser berpikirnya menjadi abu-abu. Persoalan  yang di firmankan dalam AD/ART  organisasi mulai direncanakan masak. Kader masih memaklumi ketika oknom, anggota maupun pengurus.
            Mas hambali dalam orasi kebangsaan dan pentas seni PMII memberikan catatan penting bagi warga PMII meski harus menaruh (ke)curiga(an) pada okp sekarang. Tetapi melihat optimesme kader disumenep khususnya ia menjadi bangkit. Semangt kepemudaan untuk sama-sama bergerak memperkaya keilmuan. Memegang nilai-nilai ke-PMII-an mewujudkan rahmatal lil’alamin. Kedua, banyak kader yang ikhlas bertaruh untuk PMII, untuk kit kembangkan benar-benar menjadi kader tetapi kesempatan ini di gunakan oleh senior anggota, pengurus demi kepentingan mereka. Sehingga tidak jarang banyak kader pragmatis, tidak mau berproses.mereka menginginkan yang instan, karena penciptaan dan tauladan senior mereka? ketiga, meski dirinya termasiuk warga gagal, karena pandangan kader alumni yang sukses mereka yang punyak pangkat, jabatan. Tetapi ia yakin ajaran yang ditanamkan PMII masih melekat. Baginya PMII adalah agama kedua setelah agama islam(29 april 2010).
            Problematika kader sekarag banyak bermimpi ketimbang memperkaya keintelektualan, distorsi buku tidak bisa di lepas karena hanya kosng kualitas  dan kuantitasnya. Jarang para kader mempersoalkan perpustakaan di kabupaten yang sewenang-wenang. Jangankan masalah itu, santai saja di perpus tidak pernah?
Sampai disini kita pertanyakan mampukah kader menjadi militansi?Tidak mungkin! Kader akan ikut kemana arus bergerak dan mereka akan melafalkan kembali kata-kata orang lain tanpa kebenaran valid.
            Sebetulnya malu mengibarkan bendera PMII kemana-mana tanpa kematangan kualitas dan kuantitas PMII sendiri. Masyarakat lebih mengenal ajakan demo, anarkis ketimbang mengenalkan dunia keilmuan sebagai masyarakat intelektual. PMII mengandalkan sejarah perjuangan abad silam, kelompok cipayung, gerakan KAMI(kelompok aliansi mahasiswa indonesia)
            Dan tidak ada ketauladanan para senior terhadap ucapan(tausyiah)nya sendiri. Mereka hanya(senior)bercerita panjang lebar kehebatan di waktu menjadi kader dulu, mengenalkan dirinya di masa gila buku, menjadi penulis. Bernostalgia saja!. Padahal kemampuan seseorang jika berhenti membaca buku ia hanya akan mengenalkan kebodohan-kebodohannya. Sehingga kader muncul akan berbuat nostalgia juga. Akibat dari itu, kader tidak mau berbuat sesuatu. Prospek yang di mimpikan sejak lahir semakin lemah, susah payah menghabiskan uang banyak dan PMII pun tidak membawa keuntungan masa depan, bahkan mengaburkan jenis kelamin PMII
            Umur PMII sudah beranjak tua. PMII lahir di bulan april, sekarang sudah memasuki umur ke 50 tahun. Saatnya perbaiki kelemahan-kelemahan ini. Memerangi virus hedon, pragmatis yang menelan warga PMII.
Kedepan, PMII akan lebih maju. PMII akan menjadi Rahmatal lil’alamin. Selamat!

30-04-’10
Samsul arifin: Pengamat asal Saobi Kangean.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sadeje