Madura(kepulauan)memasuki jaman hedonis
Terdapat beberapa asumsi yang menyebabkan masyarakat kepualuan meninggalkan kebudayaan nenek moyangnya. budaya madura umumnya tidak jauh beda dengan masyarakat kepulauan meskipun masyarakat kepulauan sendiri belum menyadari adanya degradasi yang semakin hari hilang. Budaya yang ditanam masyarakat kepulauan adalah bentuk budaya sosial,moralitas kepesantrenan,dan perilaku ucap .
Berbagai pluralitas,
Pertama,masuknya media televisi. Di madura sampai kedesa kepulauan terpencil yang bermeter-meter dari
Kedua,rendahnya tingkat pendidikan. Masyarakat kepulauan lebih memilih tingkat kemajuan budaya westernisasi baik tingkat local yang menciptakan maupun barat itu sendiri.bukan cara mengembangkan kemajuan intelektual. missal artis
Mulai dari cara pandang masyarakat ,
Masyarakat kepulauan penulis katakan berbudaya hedonis. memasuki era kemajuan modern masyarakat kepulauan ternyata sudah mulai mengkuti perkembangan. Media televisi setiap rumah sudah ada.tidak menutup kemungkinan ketika maraknya sex bebas di kepulauan atau maraknya perjudian,perampokan. Termasuk moralitas,perilaku ucap .
pertama, kesadaran penuh kurang dan komitmen yang tinggi dari pemilik budaya tersebut. Kedua, pengembangan pendidikan dan strategi pembelajaran budaya lokal yang inten, sistematis, dan profesional. Ketiga, penguatan ideologi komunitas sebagai pengikat rasa memiliki bersama. Keempat, peningkatan komunikasi yang inten dan berkesinambungan, baik inter maupun intra generasi sebagai upaya transformasi format format sekaligus nilai-nilai budaya local(hantu-hantu nalar budaya lokal madura; fathor rahman jm*)
*****
walaupun tidak semarak
Oleh karena itu,bagaimana perkembangan zaman yang semakin maju budaya local juga bersaingan menghadirkan kemampuan bahwa budaya madura lebih efisien untuk mengawal maraknya westernisasi barat yang akan menyerang budaya local. Dampak tenaga kerja di kepulauan bukan lagi menutupi tingkat perekonomian,tetapi lebih memilih persaingan.dan kemungkinan adanya konflik gesekan yang tumbuh egoisme mencapai sukses. menghalalkan segala cara.yang peting anak dipesantren bisa sekolah,anak bisa sama dengan tetangga kuliah di jakarta.parahnya,mereka kawin lagi,menelantarkan anak dan istri bahkan laki-laki atau wanita yang bekerja dibali,
Demikian santri kepulauan yang ada di pesantren.jangan anggap mereka tidak hedonis.konstruksi budaya hedonis santri lebih pada legalisasi kaffah(suci,murni agamis).kemudian mempengaruhi masyarakat yang ada,serta anak-anak lain walaupun sebatas memilih kualitas baju taqwa,sarung dan beberapa dampak eksotis lainnya, tetapi penulis anggap tetap itu budaya hedonis.
Pendidikan Tanpa Unas
Pendidikan tanpa Unas,sebenarnya tidak perlu. siswa yang berkualitas bukan dinilai dari hasil perolehan unasnya. keputusan mahkamah agung(MK) meniadakan ujian nasional tahun ini kemaren mendapat tanggapan serius dari berbagi instusi terkait.
Melihat sejak tahun-tahun kemaren sampai saat ini terselenggaranya ujian nasional sekolah (unas).pihak pemerintah,oknom cenderung menilai sebagai mutu kualitas lembaga pendidikan,bila hasil perolehan lembaga sekolah nilai unasnya tertinggi maka kualitas lembaga sekolah tersebut dikatakan berhasil. sebenarnya penulis masih mempertanyakan kebenaran kualitas pendidikan yang dilihat dari hasil ujian nasional yang di selenggarakan satu tahun sekali ?
Kita harus mengetahui ada siswa kurang pandai tapi ia bersungguh-sungguh untuk memperoleh kepandaian, ada siswa sangat pandai tetapi dalam aktivitasnya kurang bersungguh-sungguh karena ia hanya belajar seadanya saja pas waktu besok pelajaran sejarah.
Kita sering kali berapologi betapa sedihnya ketika siswa-siswa yang tidak lulus karena kurang berkonsentrasi dalam menyeleksi soal-soal ujian nasional. Padahal persepsi salah ketika menilai siswa dari catatan nasib tahunan itu(red unas) Ibarat tong kosong nyaring bunyinya, penulis kira banyak persoalan yang perlu dikorek secara dalam. Ungensitas kepandaian siswa belum menjamin kelulusan siswa. Sehingga masuk dominasi seleksi masuk perguruan tinggi negri tanpa tes, Nilai tinggi unas belum tentu sepandai yang ia peroleh .
Jadi ,siswa yang setiap hari banyak baca buku,menulis,diskusi dan segala macam orentasinya pada hal pengembangan intelektual kualat pesimis. Mereka sudah tidak berdaya melihat pengumumam hasil ujian,ada yang gantung diri,stress,psikologi jiwa tidak tahan menerima kenyataan.
Barangkali prosesi ujian nasional sekolah tidak perlu kita pertahankan untuk tahun ini . kita evaluasi dari kenyataan yang terjadi kemarin-kemarin,Maupun tidak rasionalnya tim independen dan pengawas.
Pertama ,Unas memang bukan solusi kualitas siswa dan standarisasi pendidikan. Kedua ,konspirasi negara,instansi atau pihak yang lain kegiatan unas dipandang sebagai data statistik(bermutu) yang valid menilai perubahan pendidikan maju dan tidaknya. Ketiga, pendidikan di indonesia masih tertinggal dari negara maju ,jika kita menilai Malasyia misalkan hasil ujian nasionalnya 6,5 sementara di indonesia 4,5 untuk mencapai 6,5 harus ngebot mencapai angka maksimal 6,0. Keempat,kalau ujian tahunan itu dinilai sudah pas mungkin sekolah yang ada di pelosok yang jauh dari prahara kemajuan tehnologi persoalanya akan menjadi sangat rumit.
Kelima, Kenyataan yang ada tidak sama dengan yang terjadi dilapangan .
Pihak sekolah
Diharapkan pihak sekolah yang lebih mengetahui keberadaan siswa dilapangan,semestinya mampu mengotokritik prosesi yang tidak menguntungan sama sekali ini .kadang bangga menilai keberuntungan sekolah atas nilai kepandaian yang diperoleh bukan subtansi sekolah pendidikan tersebut.
Jika memang keputusan MK final nanti maka pihak sekolah tetap mewanti para siswa mengembangkan pengetahuannya bukan hanya karena mau menghadapi unas. Tetapi menunjukkan kualitas yang sesungguhnya dari sekolah pendidikan itu. Biar tidak berdentum tong kosong nyaring bunyinya .
Tidak kesemuanya nilai positif Unas membuat siswa rajin belajar. Yang penting bagaimana dari pihak sekolah (guru,kepala sekolah dll) berkomitmen sejak awal agar terus mengembangkan ilmu pengetahuan tekhnologi(IMTEK) dan ilmu pengetahuan Iman dan Taqwa(IMTAQ).
Kita yakini,ujian nasional sekolah(UNAS) sebatas teori saja. Bahkan tidak ada bentuk implemaentasinya. Semoga kepandaian kita tidak salah memilih !
PENDIDIKAN
(polemic pendidikan pasca K Hajar dewantara)
“pendidikan tetap menjadi problem serius dengan tampilan hasil yang membingungkan. Demikian besar anggaran yang dikeluarkan untuk pendidikan ternyata hanya menciptakan sederet pengangguran yang semakin membebani(sujono samba,2007,23)”.
Pernyataan sujono diatas mengkritisi pendidikan indonesia kita, salah satu kunci utama yang akan menjalani perjalanan roda kehidupan bangsa dan negara ini yakni memperkaya sumber daya manusia. Faktor majunya suatu bangsa majunya pendidikan di negara itu sendiri. Pendidikan merupakan sarana konstruktif yang mampu menunjang pengetahuan generasi indonesia,selama ini pendidikan diwanti-wanti memberdayakan anak-anak mereka. Mereka menyakini pendidikan yang akan mengembleng dengan beberapa sarana prasarana kemajuan tehnologi modern.
Putra indonesia pernah menjadi perhitungan negara asia. Dekade dulu,malasyia dan singapura pernah bingung sebab putra indonesia pintar-pintar, tetapi tak berapa lama malasyia dan singapur bisa melebihi indonesia dalam segala indonesia(begitulah bahasa pas penulis maksud ). Pada masa pemerintah orde baru pendidikan sudah tidak mencerminkan kebebasan ,ada nilai dan faktor palsu untuk kekuasaan semata ,pendidikan menjadi impian kekuasaan .faktornya pertama,menguasai pendidikan maka mampu membendung kekritisan masyarakat yang mengancang otoritas kekuasaanya. Kedua, ekonomi. Pendidikan merupakan ajang bisnis pengelolaan sarana dan prasana dibentuk secara pasar. Hukum rimba akan dimenangkan kapitalis dan menundukkan masyarakat lemah. Ketiga, pendidikan adalah masalah pengaruh, jadi masarakat dapat dipengaruhi melalui pendidikan maka demikian menjadi semberdaya manusia, misal adanya diskriminasi ,kesataraan pihak laki dan perempuan bahkan konstruk semacam itu diyakini anak(sekolah) yang memiliki pengetahuan pengetahuan memang tidak punyak nilai tawar yang banyak ,perempuan tidak lebihnya adalah eselon peraabotan,dapur,atau karyawan laki-laki.
Sebagaimana UUD menyebutkan, ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah pendidikan kebebasan semua pihak baik masyarakat lemah maupun pemerintah sendiri. Bagaimana pendidikan yang di yakini masyarakat benar-benar memberdayakan sember daya manusia. Berbeda pendidikan jepang dan eropa sekarang sudah menjadi imam. Nah,pendidikan di indonesia berupaya menggagas kualitas pendidikan dan mencanangkan pembiayaan 20% untuk kemajuan pendidikan di indonesia. Biaya 20% itu agar semua bangsa,masyarakat mencicipi pendidikan tanpa diskriminasi.
Kebijakan pemerintah diharapkan pertama, masyarakat miskin dapat bersekolah ,minimal 9 tahun anak indonesia bahkan sampai kejenjang perguruan tinggi. Kedua, anggaran 20% benar-benar menyentuh masyarakat miskin ,semua masyarakat bangsa indonesia punyak hak masing-masing memperoleh pendidikan. Ketika masyarakat tidak sekolah ,maka ini menjadi tanggung jawab pemerintah.
Kenyataan dilapangan sangat menyimpang sekali,terutama ditingkatan atas pemerintah dan lembaga sekolah. Pendidikan kita polemik, buakan rahasia umum ketika masa penerimaan siswa baru ternyata sekolah umum dan swasta banyak bisnessmen berjuba putih untuk mengkerut keuntungan dari masyarakat.
Mendidik pendidikan kita,meminjam kalimat Suhaidi Rb. sebelum rencana penuntasan perbaiakan kualitas pendikan di negri ini,sebaiknya perlu adanya rehabilitasi pada instansi,pemerintah, pihak menejemen dan stakholder yang lain supaya pendidikan lebih aman dan mudah untuk berkomitmen memimpikan kualitas pendidikan yang bagus.sengsaranya ,masih terdapat kesalahan baik menejemen pengelolaan,sistem pemerintah.dan pihak via-via pendidikan yang berkeliaran, setelah itu baru kita lkaksanakan pemutihan agar bagus dan berkualitas.
Sederet pertanyaan kebingungan masyarakat sampai sakarang ini tentang pendidikan indonesia?. diharapkan pembenahan yang baik yang memang prihatin terhadap pendidikan untuk mengembalikan masa K Hajar dewantara. Untuk menjadi orang cemas,bingung dan lemah kok harus dengan biaya mahal. Sebuah logika yang patut direnungi.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih sadeje